Kereta Whoosh dan Potensi Wisata Jakarta–Bandung

OTOMAGZ-Perjalanan
Jakarta–Bandung yang dulu dikenal memakan waktu hingga 3–4 jam lebih baik via tol maupun kereta konvensional sehingga
membuat liburan singkat terasa melelahkan, kini telah berubah total.
Kehadiran Kereta Cepat Whoosh bukan sekadar penambahan
moda transportasi, melainkan sebuah "akselerator" pariwisata yang
merupakan bagian inti dari Kereta Whoosh dan Revolusi Transportasi Cepat di
Indonesia. Dengan memangkas jarak antara dua metropolitan ini menjadi hanya
45 menit, Whoosh secara fundamental membuka potensi baru yang sebelumnya tidak
terbayangkan: era wisata cepat Jakarta–Bandung.

Lahirnya Era Baru "Wisatawan Satu Hari"
Perubahan paling drastis yang dibawa Whoosh adalah
meledaknya fenomena one-day trip atau wisatawan satu hari. Dulu, melakukan
perjalanan satu hari Jakarta-Bandung PP (pulang-pergi) adalah hal yang sangat
tidak efisien. Jika kamu berangkat pagi, kamu baru tiba siang hari, hanya punya
beberapa jam untuk beraktivitas sebelum harus kembali sore hari agar tidak
terjebak macet malam.
Dengan Whoosh, skenarionya berubah total. Kamu bisa
berangkat dari Stasiun Halim jam 8 pagi, tiba di Stasiun Padalarang sebelum jam
9. Kamu punya waktu seharian penuh untuk menjelajahi Lembang, berjalan-jalan di
Braga, atau meeting bisnis yang diselingi wisata kuliner. Sore harinya,
kamu bisa kembali ke Jakarta dan tiba di rumah sebelum makan malam. Perjalanan
yang tadinya mustahil kini menjadi sangat mungkin dan nyaman, menciptakan
segmen pasar baru bagi wisatawan yang memiliki waktu terbatas namun ingin refreshing
maksimal.

Memaksimalkan Kualitas Liburan Akhir Pekan
Bagi yang merencanakan weekend getaway
(Jumat-Minggu), Whoosh juga mengubah perhitungan. Dulu, kamu mungkin harus
mengambil cuti setengah hari di hari Jumat agar bisa berangkat lebih awal
menghindari macet. Jika berangkat Jumat malam, kamu baru tiba di Bandung tengah
malam dalam kondisi lelah.
Sekarang, kamu bisa menyelesaikan pekerjaan di Jakarta
hingga jam 5 sore. Kamu bisa mengejar kereta Whoosh jam 6 sore dan tiba di
Bandung sebelum jam 7 malam. Kamu masih punya waktu untuk check-in hotel
dengan santai, makan malam di restoran favorit, dan menikmati suasana malam
Bandung. Waktu liburanmu menjadi jauh lebih berkualitas dan panjang. Efisiensi
ini jelas memberikan Dampak Hadirnya Kereta Whoosh terhadap Moda
Transportasi Lain yang sebelumnya menjadi andalan para pelancong akhir
pekan, seperti shuttle travel atau mobil pribadi.
Stasiun sebagai Gerbang Wisata Baru
Strategi penempatan stasiun Whoosh, meskipun awalnya
terasa "di pinggir", ternyata membuka gerbang-gerbang wisata baru.
- Stasiun
Padalarang: Stasiun ini kini menjadi hub utama menuju
kawasan Bandung Utara. Dengan adanya kereta feeder yang
terintegrasi langsung menuju Stasiun Bandung (pusat kota), akses menjadi
sangat mudah. Selain itu, dari Padalarang, akses ke destinasi favorit
seperti Lembang, Kota Baru Parahyangan, atau Cimahi menjadi jauh lebih
dekat dan cepat dibandingkan jika kamu harus keluar dari gerbang tol
Pasteur.
- Stasiun
Tegalluar: Stasiun ini membuka potensi wisata di kawasan
Bandung Timur, area yang sebelumnya mungkin jarang dilirik wisatawan.
Lokasinya yang dekat dengan Masjid Raya Al Jabbar (yang kini menjadi ikon
wisata religi baru) dan kawasan Summarecon Bandung menciptakan magnet
pariwisata baru di area tersebut.
Mendorong Pertukaran Wisata Dua Arah
Kita sering lupa bahwa potensi ini berlaku dua arah.
Selama ini, narasi yang terbangun adalah "orang Jakarta liburan ke
Bandung". Padahal, dengan Whoosh, warga Bandung kini juga memiliki
kemudahan yang sama untuk berwisata satu hari ke Jakarta.
Bayangkan warga Bandung yang ingin menonton konser
musik di Jakarta, mengunjungi pameran di Kota Tua, atau sekadar window
shopping di Grand Indonesia. Mereka bisa berangkat pagi dari Padalarang dan
pulang di malam hari tanpa perlu menginap, menghemat biaya akomodasi. Pola
mobilitas ini hampir mirip dengan Bagaimana Kereta Whoosh Mengubah Gaya hidup Para Komuter, di mana batas antara bekerja, bersosialisasi, dan
berwisata menjadi semakin tipis.

Dampak Ekonomi Langsung bagi UMKM Pariwisata
Gelombang baru wisatawan cepat ini adalah berkah
langsung bagi ekosistem pariwisata lokal, terutama UMKM.
- Transportasi
Lokal: Permintaan taksi daring, rental motor/mobil, dan
bahkan angkutan lokal di sekitar stasiun dan pusat kota Bandung meningkat
drastis.
- Industri
Kuliner (F&B): Wisatawan day trip mungkin
tidak menginap, tapi mereka pasti akan makan. Kafe, restoran, dan jajanan
kaki lima di area Braga, Cihampelas, dan Lembang mengalami peningkatan
kunjungan.
- Oleh-oleh
dan Cenderamata: Toko oleh-oleh khas Bandung juga merasakan
dampaknya, karena wisatawan bisa dengan mudah membeli dan membawanya
pulang di hari yang sama tanpa khawatir rusak di perjalanan panjang.
Pada akhirnya, Kereta Whoosh bukan lagi sekadar alat transportasi. Ia adalah katalisator yang mengubah Jakarta dan Bandung menjadi satu kawasan "megapolitan" yang terhubung erat, di mana pariwisata, bisnis, dan gaya hidup bisa dinikmati dengan lebih cepat, lebih efisien, dan lebih spontan.
Sumber gambar: Dremina
Penulis: Gelar Hanum (hnm)

