Evolusi Keamanan Bandara, Sejarah Avsec dan Sistem Screening Modern

OTOMAGZ - Pernahkah Anda bertanya, mengapa prosedur keamanan bandara terasa begitu ketat saat ini dibandingkan beberapa dekade lalu? Dari pemeriksaan tiket sederhana hingga penggunaan biometrik dan CT scanner, sistem Avsec telah mengalami transformasi besar. Evolusi ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan dipicu oleh berbagai insiden yang mengubah wajah pengamanan penerbangan global.

 

Awal Mula Keamanan Bandara

Di masa awal penerbangan komersial, bandara adalah ruang yang relatif terbuka. Pemeriksaan terbatas pada tiket dan identitas. Apakah penumpang diperiksa seketat sekarang? Tentu tidak. Bahkan hingga 1960-an, pemeriksaan bagasi masih manual dan belum menyeluruh.

Namun, situasi berubah drastis ketika dunia dikejutkan oleh kasus pembajakan pesawat pertama pada dekade 1960-an. Dari titik inilah kontrol akses penumpang mulai diperketat. Sejak saat itu, bandara tak lagi hanya tempat keberangkatan, tetapi menjadi garda depan keamanan transportasi udara.

Sumber Gambar: Pinterest

Krisis dan Transformasi Sistem Screening

Banyak orang bertanya, kapan mesin x-ray mulai digunakan di bandara? Jawabannya, teknologi tersebut mulai diperkenalkan pada 1970-an setelah maraknya terorisme udara. Pada masa itu, industri aviasi tidak bisa lagi bergantung pada pemeriksaan manual.

Teknologi X-Ray dan Detektor Logam

Penggunaan x-ray untuk bagasi dan detektor logam bagi penumpang menjadi standar baru. Tidak hanya itu, pemisahan area keberangkatan dan kedatangan mulai diberlakukan guna membatasi akses ke area steril. Inilah tonggak awal lahirnya sistem screening modern.

Pertanyaan lain yang sering muncul adalah, siapa yang menentukan standar keamanan penerbangan? Lembaga internasional seperti ICAO (International Civil Aviation Organization) dan otoritas nasional seperti TSA di Amerika Serikat berperan besar dalam membentuk regulasi.

Sumber Gambar: Pinterest

Era Modern: Dari 9/11 hingga Biometrik

Peristiwa 11 September 2001 menjadi titik balik paling signifikan. Mengapa tragedi 9/11 begitu memengaruhi standar Avsec? Karena insiden tersebut menunjukkan betapa besar celah keamanan di bandara saat itu. Setelahnya, pemeriksaan penumpang dan bagasi menjadi jauh lebih ketat, dengan lapisan keamanan berlapis.

Protokol Pemeriksaan Bagasi

Sejak itu, pemeriksaan bagasi bandara tidak hanya menggunakan x-ray, tetapi juga sistem eksplosif detection, sniffing dog, dan random check. Teknologi screening bukan hanya mendeteksi logam, melainkan juga zat kimia berbahaya.

Biometrik dan Behavioral Analytics

Memasuki dekade 2010-an, muncul pertanyaan baru: bagaimana teknologi biometrik digunakan di bandara? Jawabannya, biometrik seperti sidik jari, pengenalan wajah, dan iris scan kini dipakai untuk verifikasi identitas. Selain mempercepat check-in, sistem ini mengurangi risiko pemalsuan dokumen.

Tidak hanya itu, behavioral analytics berbasis AI membantu mendeteksi perilaku mencurigakan sebelum ancaman nyata terjadi. Dengan demikian, keamanan tidak hanya reaktif tetapi juga proaktif.

 

Teknologi Terkini dan Masa Depan Screening

Kini, Computed Tomography (CT) scanner mulai digunakan untuk memeriksa bagasi dengan detail tiga dimensi. Pertanyaan umum adalah, apakah CT scanner akan menggantikan x-ray? Banyak bandara besar sudah mulai beralih, karena CT lebih akurat dalam mendeteksi ancaman tersembunyi.

Selain itu, konsep smart airport menghadirkan ide seamless security, yaitu sistem keamanan yang kuat tetapi tetap nyaman. Apakah mungkin bandara tetap aman tanpa membuat penumpang merasa terganggu? Inilah tantangan masa depan Avsec.

 

Sejarah menunjukkan bahwa setiap insiden besar selalu melahirkan inovasi keamanan baru. Dari pemeriksaan manual di era awal, penggunaan x-ray dan detektor logam, hingga biometrik dan CT scanner, semua adalah bagian dari perjalanan panjang Avsec.

Kini, pertanyaan terbesar adalah: bagaimana menjaga keseimbangan antara keamanan maksimal dan kenyamanan penumpang? Jawaban itu masih terus dicari, seiring dunia menghadapi ancaman baru dan kemajuan teknologi yang semakin cepat.

Published by: Margareta Tyas Kurniawati